Jumat, 13 September 2013

KITA BERTANYA ~ AL-QUR'AN MENJAWAB

Kita selalu bertanya dan Al Qur’an sudah menjawabnya
1. KITA BERTANYA: MENGAPA AKU DIUJI? QURAN MENJAWAB:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, “Kami telah beriman”,sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
[Surah Al-Ankabut ayat 2-3]
2. KITA BERTANYA: MENGAPA UJIAN SEBERAT INI? QURAN MENJAWAB:
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,”
[Surah Al-Baqarah ayat 286]
3. KITA BERTANYA: MENGAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN? QURAN MENJAWAB:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
[Surah Al-Baqarah ayat 216]
4. KITA BERTANYA:MENGAPA AKU MERASA FRUSTRASI?QURAN MENJAWAB:
“Janganlah kamu bersikap lemah. dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”
[Surah Al-Imran ayat 139]
5. KITA BERTANYA: BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?QURAN MENJAWAB:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sholat, dan sesungguhnya shalat itu amatlah berat kecuali kepada orang- orang yang khusyu”
[Surah Al-Baqarah ayat 45]
6. KITA BERTANYA: APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI? QURAN MENJAWAB:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka.
[Surah At-Taubat ayat 111]
7. KITA BERTANYA: KEPADA SIAPA AKU BERHARAP? QURAN MENJAWAB:
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal.”
[Surah At-Taubat ayat 129]
8. KITA BERKATA: AKU TAK TAHAN! QURAN MENJAWAB:
“……dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”
(Surah Yusuf ayat 12)
9. KITA BERTANYA: MENGAPA HATI INI TIDAK TENANG? QURAN MENJAWAB:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
[Ar Ra'd ayat 28]

dari persahbatanindahnyawordpress.com

Sabtu, 07 September 2013

FinLandia dan Sistem Pendidikan yang Memukau


Negara yang terletak di eropa utara ini tercatat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. hal ini dikemukakan oleh PISA ( program for  internatioanal student assessment ) dimana anak-anak finlandia berusia 15 tahun memiliki prestasi terbaik dalam bidang sains , matematika dan kemampuan membaca usia dini. apa yang menjadi rahasia kemajuan pendidikan di negara ini ?

Pertama, kualitas guru yang luar biasa di finlandia. seseorang dapat menjadi guru apabila telah mendapat gelar master dan merupakan lulusan terbaik dari universitas terkemuka. Menjadi seorang guru adalah pekerjaan terhormat di negri ini dan setiap orang berbondong-bondong untuk ujian masuk perguruan tinggi dengan persaingan ketat. ujian masuk nya lebih sulit daripada ujian masuk kedokteran atau jurusan sains lainnya. hal ini membuktikan bahwa finlandia benar-benar menjadikan profesi guru bukan sebagai profesi kelas dua dan asal-asalan. prinsipnya majunya pendidikan suatu bangsa berasal dari tingginya mutu para guru-guru di bangsa tersebut. satu hal lain yang unik adalah para guru di finlandia diberi kewenangan sendiri unutk menciptakan suasana mengajar dan isi pembelajaran dan tidak disibukkan dengan target tertentu oleh pihak sekolah.

Kedua, Suasana belajar dan mengajar yang santai. murid-murid sekolah di finlandia tidak mengenakan seragam saat bersekolah. mereka diizinkan memakai pakaian kasual yang nyaman bagi mereka. hal ini juga berlaku pada guru-guru di sana. tidak ada istilah PR ( pekerjaan rumah ) dalam sisiem sekolah di negri ini. bahkan finlandia tercatat sebagai negara dengan waktu belajar terseingkat di dunia dibanding negara maju lainnya yaitu 4-5 jam per hari. bayangkan apabila ini terapkan di indonesia (^O^)
selain itu , guru yang mendampingi dalam 1 kelas ada 3 orang  . 2 guru pengampuh mata pelajaran dan 1 orang guru lagi untuk mendampingi anak secara individual apabila mengalami kendala saat proses belajar berlangsung.

Ketiga, tidak ada istilah UN di finlandia. anak-anak finlandia belajar menentukan minat mereka maisng-masing saat akan memasuki bangku kuliah, dan ini akan terus diarahkan oleh guru sejak masa sekolah menengah. biasanya anak finlandia masuk ke bangku sekolah pada usia 7 tahun dan selama 9 tahun kedepan tidak ada pergantian tingkatan pendidikan dasar ke tingkatan selanjutnya seprti di indonesia dari SD menuju SMP melainkan digabung karena menurut mereka ini dapat mengganggu perkebangan pendidikan si anak. tidak ada istilah anak tertinggal di sekolah-sekolah di negara ini apalagi kelas unggulan. setiap anak diperlakukan sama . apabila ada anak yang mengalami hambatan dalam belajar maka guru akan berusaha membuat si anak mengejar ketertinggalannya. 

keempat, Kepedulian pemerintah. pemerintah finlandia mengeluarkan banyak biaya untuk kemajuan pendidikan negaranya dengan sekolah gratis 9 tahun . bahkan sekolah swasta diberika dana oleh pemerintah agar dapat menyelenggarakan pendidikan gratis. pemerintah juga turut andil dalam menumbuhkan minat baca pada rakyat nya dengan memberikan buku gambar gratis kepada pasangan orang tua baru. perpustakaan yang dapat diakses dengan mudah dan fasilitas pendidikan lainnya. 

Dengan demikian dapat saya katakan marilah kita ambil hal positif dari kebijakan sistem pendidikan di Finlandia walaupun tidak semuanya cocok dengan karakter bangsa ini setidaknya kita dapat melihat bahwa dengan keseriusan dan pembenahan dari semua pihak serta dukungan dapat menghasilkan perubahan yang signifikan ,

Mungkin kita bertanya-tanya mengapa rakyat Indonesia mutu pendidikannya rendah. Padahal boleh dikata Indonesia memiliki ribuan professor-doktor yang tersebar diseluruh penjuru dunia, Indonesia memeliki banyak siswa-siswi yang berprestasi di ajang International, tak sedikit dari mereka yang meraih medali emas dalam setiap olimpiade internasiaonal.  Namun tak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia  telah tumbuh subur generasi yang suka hura-hura, tawuran dan hidup yang terombang-ambing. Sekali lagi, hal itu disebabkan karena mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
Mari kita mencoba mengintip Negara Finlandia, yang disebut-sebut sebagai negara dengan mutu pendidikan yang terbaik di dunia agar bisa menjadi cerminan dan pelajaran bagi kita semua khususnya semua pihak yang memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Finlandia selalu mencapai peringkat yang terting di dunia bidang pendidikan. Padahal, murid di negara Eropa tersebut menjalani jam belajar paling singkat di antara negara maju lainnya. Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi nomor satu di pentas dunia?
Finlandia menggunakan filsafat pendidikan yang menyatakan “setiap orang Memiliki sesuatu yang bisa disumbangkan” dan mereka yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu semestinya tidak ditinggalkan.
Jika banyak negara percaya bahwa Ujian dan Evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang bisa menghancurkan tujuan belajar siswa.
Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk Semata-mata lulus ujian atau naik kelas.Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Ini membantu siswa belajar bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri. Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Siswa didorong untuk belajar secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Penelitian membuktikan bahwa jika terlalu banyak komando hanya akan membuat siswa menjadi tertekan dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak mengasyikkan.
Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan perilaku siswa membuat PROGRAM INDIVIDUAL bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Pendidikan Gratis merupakan bagian utama dari sistem kebijakan Finlandia. Dari sejak TK hingga perguruan tinggi semuanya gratis. Setelah usia 16 tahun, anak Finlandia memutuskan apakah memilih untuk sekolah akademik atau kejuruan. Universitas dibagi antara akademik dan politeknik atau ilmu terapan. Disamping itu mengajar adalah karier prestisius di Finlandi dan guru juga sangat dihormati.
Itulah gambaran tentang mutu pendidikan dan teknik belajar di Finlandia sebagai negara dengan mutu pendidikan terbaik di dunia.
Berdasarkan fakta di atas, maka tidaklah mengherankan jikalau Indonesia mutu pendidikannya rendah. Mengapa? Karena yang dikejar adalah bagaimana lulus Ujian Akhir Nasioanal (UAN) dan semuanya ditekan mulai dari siswa yang ditekan guru, guru yang ditekan dinas pendidikan kabupaten lalu provinsi sampai tingkat nasional.
Walaupun tujuan UAN baik yaitu sebagai standard, namun dari tulisan di atas akan kelihatan hasil mutu antara siswa yang belajar menyenangkan dan siswa yang belajar karena ditekan.

Kamis, 05 September 2013

KENALI GAYA BELAJAR ANAK-ANAK KITA


"Orangtua dan guru harus kenal gaya belajar anak secara tepat agar anak tak frustasi karena dinilai

Tulisan Ozu rapih dan enak dibaca. Di dalam buku catatan sekolahnya banyak sekali simbol atau gambar daripada kata-kata. Kalau mencari buku bacaan, Ozu akan membolak-batik gambarnya atau penggambaran suasana cerita. Jika membaca atau mendengar kata bunga, dia mencatatnya dengan gambar bunga, atau kata "meningkat" akan ditulisnya berupa tanda panah ke atas. Di kelas dia lebih suka kalau guru menerangkan sesuatu dengan gambar. Bagi Ozu segala sesuatu yang ia dengar, harus ditulis kembali dalam satu daftar. Tak jarang dia membuat titian keledai dengan nama yang mudah diingat untuk mengingat pelajaran.

Sedangkan, buku tulis Gladys lebih banyak halaman kosong dan tulisannya tak cukup rapih. Gladys selalu bilang sudah memahami pelajaran dengan baik, jadi tidak perlu ada catatan. Di dalam kelas Gladys selalu aktif bertanya, ia juga dianggap cermat mendengarkan pelajaran. Di rumah Gladys lebih asyik bermain PS dan selalu membaca ulang komik-komik yang dibeli, sampai hafal dialognya la selalu ingat kata-kata yang didengar?nya. Jangan coba-coba berjanji dengan Gladys, pasti akan dikejarnya.
Lain lagi dengan Fani yang selalu mempraktikkan perkataan guru di kelas. Dia paling suka melakukan percobaan. Semua tugas praktik dalam buku pelajaran dengan antusias dikerjakannya sendiri. Fani semangat bertanya hal apa saja yang ingin diketahuinya untuk bisa dilakukan. Dia paling sering membantu bibi memasak. Ibunya mengaku jarang melihat Fani duduk membaca dan menu?lis terus menerus dengan tertib di dalam kamar.

Orangtua harus menyadari bahwa anak memiliki gaya belajar berbeda untuk mengembangkan potensinya. Mari kita bayangkan bahwa potensi anak berada di dalam satu kotak tertutup. Untuk membuka kotak tersebut, diperlukan kunci. Kunci yang dimaksud adalah bagaimana orangtua dapat memahami gaya belajar anak, sehingga tidak perlu merasa cemas kalau melihat anak tampak santai di rumah karena tidak belajar. Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Psikolog pendidikan menyakini bahwa setiap orang memiliki kekuatan belajar atau modalitas belajar. Semakin kita mengenal baik modalitas belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup. Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Psikolog pendidikan menyakini bahwa setiap orang memiliki kekuatan belajar atau modalitas belajar. Semakin kita mengenal baik modalitas belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup. Belajar berawal dari rumah! Anak belajar melalui apa yang ia lihat, dengar, dan  sentuh. Satu dari tiga saluran inderawi -visual, auditori dan kinestetik- adalah salah satu cara untuk belajar dengan baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi cara belajar anak adalah persepsi, yaitu bagaimana dia memperoleh makna dari lingkungan. Persepsi diawali lima indera: mendengar, melihat, mengecap, men?cium,dan merasa.Didunia pendidikan, istilah modalitas mengacu khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Modalitas visual menyangkut penglihatan dan bayangan mental. Modalitas pen?dengaran merujuk pada pendengaran dan pembicaraan. Modalitas kinestetik merujuk gerakan besar dan kecil.  Salah satu tanda mengenali gaya bela?jar seseorang melalui kalimat yang ia gunakan. Tipe visual akan bicara misalnya, " Mama, lihat muka Indri dong jika mau bicara sesuatu." Bu Guru bisa melihat apa yang aku maksudkan barusan?" Sedang?kan, tipe auditori mengatakan, "Mama, dengerin, aku mau cerita:'Tipe kineste?tik cenderung berbicara sangat singkat, bahkan tanpa komentar apapun. Tanpa disadari gaya belajar mempenga?ruhi seseorang memilih tempat duduk. Tipe visual lebih memilih duduk di baris depan. Tipe auditori cenderung duduk di tengah-tengah. Tipe kinestetik, lebih memilih duduk di sebelah kanan, dekat pintu. Mereka akan segera melarikan diri jika merasa tidak perlu mendengarkan. Apa yang bisa dibantu orangtua? Dengan memahami gaya belajar anak berarti akan membuat anak lebih bahagia. Karena respons orangtua terhadap kebutuhan dirinya tepat. Bagi anak dengan gaya belajar kinestetik, maka orangtua atau guru diharap pula aktif bersikap fisik.Anak tak mau buang waktu untuk bicara dan cenderung langsung pada apa yang harus dikerjakan. Anak sangat energik dan selalu nomor satu berdiri di depan barisan. Jika mendengarkan musik, dia bergoyang sesuai irama. Jika diajak jalan-jalan, tangannya mencoba menyen?tuh apa saja. Pilih mainan roda dua, tali lompat, bola, cat air, clan dough. Anak juga suka main drama. Penegakkan disiplin tak cukup hanya verbal, karena tak berpengaruh. Perlu digunakan cara time out. Anak tipe auditori terlihat gemar bicara. Di kelas sering mengganggu anak lain dengan teriakan dan cerita-ceritanya. Anak ini pencinta musik apa saja. Pilih berbagai macam CD dan alat musik main?an. Beri kesempatan sebanyak mungkin untuk bicara, menyanyi, mendengarkan, dan berteriak. Penegakan disiplin cukup dengan kata-kata. Gunakan dialog dan tatap muka untuk menjelaskan masalah yang perlu menjadi perhatiannya.

Anak tipe visual tampak terpaku dalam mengamati sesuatu. Dia penuh rasa ingin tahu terhadap hal baru. Orangtua dapat memberikan kesempatan melalui gambar-gambar. Berbagai perlengkapan seperti papan tulis, krayon, cat air, spidol, gunting clan lem bisa disiapkan untuknyz Termasuk main-an boneka-boneka yang dapat diganti pakaiannya. Disiplin ditegakkan dengan mengacu pada orangtua. Mereka tidak membutuhkan perkataan panjang lebar, tetapi cukup mencontoh perbuatan orangtua. Hadiah cukup dengan senyum lebar, dan ekspresi orangtua terhadap kegiatan mereka.

Peraturan bagi orang tua :
1. Sadari tipe gaya belajar anak. Tipe kinestetik, visual, auditori atau kombinasi.
2. Sadari tipe gaya belajar diri. Orangtua bisa saja memiliki gaya belajar berbeda dengan anaknya.
3. Penuhi anak dengan kesempatan agar dia berhasil dalam modalitas yang dimilikinya.
4. Disiplin dan beri hadiah sesuai dengan gaya belajarnya.
5. Selalu melihat posisi terbaik yang dimiliki anak untuk dikembangkan.
6. Bantulah anak menggunakan strategi modalitas untuk menguasai berbagai keterampilan clan konsep lainnya.--*

Karakteristik Gaya Belajar
Visual   

Gaya, Belajar melalui pengamatan: mengamati peragaan 
Membaca, Menyukai deskripsi, sehingga seringkali ditengah-tengah membaca berhenti untuk membayangkan apa yang dibacanya.
Mengeja, Mengenali huruf melalui rangkaian kata yang tertulis
Menulis, Hasil tulisan cenderung baik, terbaca jekas dan rapi. 
Ingatan, Ingat muka lupa nama, selalu menulis apa saja. 
Imajinasi, Memiliki imajinasi kuat dengan melihat detil dari gambar yang ada.
Distraktibilitas, Lebih mudah terpecah perhatiannya jika ada gambar. 
Pemecahan, Menulis semua hal yang dipikirkan dalam suatu daftar.      
Respons terhadap periode kosong aktivitas, Jalan-jalan melihat sesuatu yang dapat dilihat.
Respon untuk situasi baru, Melihat sekeliling dengan mengamati struktur.  
Emosi, Mudah menangis dan marah, tampil ekspresif 
Komunikasi, Tenang tak banyak bicara panjang, tak sabaran mendengar, lebih banyak mengamati.
Penampilan, Rapi, paduan warna senada, dan suka urutan.  
Respon terhadap seni, Apresiasi terhadap seni apa saja yang dilihatnya secara mendalam dengan detil dan komponen, daripada karya secara keseluruhan.  

Auditori

Gaya, belajar melalui instruksi dari orang lain
Membaca, Menikmati percakapan dan tidak memperdulikan ilustrasi yang ada
Mengeja, Menggunakan pendekatan melalui bunyi kata
Menulis, Hasil tulisan cenderung tipis, seadanya
Ingatan, ingat nama lupa muka,ingatan melaui pengulangan.
Imajinasi, Tak mengutamakan detil, lebih berpikir mengandalkan pendengaran.
Distraktibilitas, Mudah terpecah perhatiannya dengan suara.
Pemecahan, Pemecahan masalah melalui lisan.
Respons terhadap periode kosong aktivitas, Ngobrol atau bicara sendiri.
Respon untuk situasi baru, Bicara tentang pro dan kontra.
Emosi, Berteriak kalau bahagia, mudah meledak tapi cepat reda, emosi tergambar jelas melalui perubahan besarnya nada suara, dan tinggi rendahnya nada.
Komunikasi, Senang mendengar dan cenderung repetitif dalam menjelaskan.
Penampilan, Tak memperhatikan harmonisasi paduan warna dalam penampilan.
Respon terhadap seni, Lebih memilih musik. Kurang tertarik seni visual, namun siap berdiskusi sebagai karya secara keseluruhan,tidak berbicara secara detil dan komponen yang dilihatnya.

Kinestetik

Gaya, Belajar melalui melakukan sesuatu secara langsung
Membaca, Lebih memiliki bacaan yang sejak awal sudah menunjukkan adanya aksi.
Mengeja, Sulit mengeja sehingga cenderung menulis kata untuk memastikannya
Menulis, Hasil tulisan "nembus" dan ada tekanan kuat pada alat tulis sehingga menjadi sangat jelas terbaca.
Ingatan, Lebih ingat apa yang sudah dilakukan, daripada apa yang baru saja dilihat atau dikatakan.
Imajinasi, Imajinasi tak terlalu penting, lebih mengutamakan tindakan/kegiatan.
Distraktibilitas, Perhatian terpecah melalui pendengaran
Pemecahan, Pemecahan masalah melalui kegiatan fisik dan aktivitas.
Respons terhadap periode kosong aktivitas, Mencari kegiatan fisik bergerak.
Respon untuk situasi baru, Mencoba segala sesuatu dengan meraba, merasakan dan memanipulasi.
Emosi, Melompat-lompat kalau gembira, memeluk, menepuk, dan gerakan tubuh keseluruhan sebagai luapan emosi.

Komunikasi, Menggunakan gerakan kalau bicara, kurang mampu mendengar dengan baik.
Penampilan, Rapi, namun cepat berantakan karena aktivitas yang dilakukan
Respon terhadap seni, Respons terhadap musik melalui gerakan. Lebih memiliki patung, melukis yang melibatkan aktivitas gerakan.

teks DR Reni Akbor Howodi Psi. Fok. Psikologi U1.

KISAH KARPET


Alkisah ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan berbelanja, cucian, makan, kebersihan, dan kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapi, bersih, dan teratur. Dan suami serta anak2nya sangat menghargai pengabdiannya itu. 


Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet dirumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu diatas karpet, dan suasanatidak enak akan berlangsng seharian. Padahal dengan 4 anak laki-laki dirumah, hal ini mudah sekali terjadi dan menyiksanya. 

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog, dan menceritakan masalahnya. 

Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, sang psikolog tersenyum dan berkata kepada sang ibu. "Ibu bisa tutup mata Ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan". Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah Ibu yang rapi dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan Ibu?" 

Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah. Mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya. Sang psikolog melanjutkan, "Itu artinya tidak ada seorangpun dirumah ibu. Tak ada suani, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka." "Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi". 

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, nafasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya. 

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu dan kotoran di disana, artinya suami dan anak-anak Ibu ada dirumah. Orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu". Sang Ibu mulai tersenyum kembali, merasa nyaman dengan visualisasi tersebut. "Sekarang bukalah mata Ibu", Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat Ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

 "Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

 Sejak saat itu, sang Ibu tidak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu keluarga yang dikasihinya ada dirumah.