Senin, 02 Mei 2011

TIPS MEMILIH SEKOLAH SETELAH SMP

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sekolah yang sesuai dengan orientasi siswa dimasa depan atau dari sudut pandang adalah sebagai berikut :

1. Minat
Faktor utama yang harus pertimbangkan adalah minat yang dmiliki siswa. Hampir dapat dipastikan, tidak ada siswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi siswalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar di perguruan tinggi. Dengan memperhatikan minat siswa, diharapkan dapat memberikan semangat atau motivasi internal siswa untuk belajar.

2. Biaya
Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus diperhitungkan. Dewasa ini banyak sekolah-sekolah yang mematok harga tinggi untuk siswa-siswa baru sehingga tidak jarang siswa tamatan SMP terpaksa menunda atau bahkan putus sekolah karena keterbatasan biaya. Mungkin dapat dinilai seimbang antara uang yang dibayarkan dengan fasilitas yang diperoleh, walaupun tidak semuanya demikian.
Sebelum melakukan pendaftaran, akan lebih baik menanyakan semua komponen biaya yang harus dibayarkan di sekolah yang bersangkutan. Biasanya sekolah-sekolah swasta memberlakukan sistem pembayaran yang diharapkan tidak memberatkan siswa-siswi. Misalnya uang gedung boleh diangsur sekian kali dan uang administrasi yang lain juga demikian. Semua perlu diperhitungkan.

3. Prospek
Globalisasi tentu saja ini akan sangat menentukan wajah dunia masa datang. Perdagangan bebas, banyaknya perusahaan asing yang masuk ke Indonesia (diantaranya karena aset Negara terpaksa dijual kepada investor asing). Bahasa asing (bukan hanya bahasa Inggris), perdagangan internasional, lingkungan, peralatan berteknologi tinggi, komputer, internet, dan banyak lagi akan menjadi tuntutan yang tidak terhindarkan. Maka dari itu memerlukan kemampuan sumber daya manusia yang memadai pula untuk menjadi salah satu elemen yang diperhitungkan di dalamnya.
Tidak ada prediksi yang benar 100% dalam menentukan jenis jenjang sekolah. Tetapi akan sangat berguna kalau bisa mengantisipasi kondisi di masa depan. Kalau merasa tidak mampu melakukannya sendiri, perlu bertanya kepada orang tua, guru, teman, konsultan, atau siapapun sehingga akan diperoleh beberapa pendapat yang obyektif dan mendukung.

Ketiga faktor di atas penting untuk pertimbangkan masak-masak, sehingga dapat dipilih jenis sekolah yang benar-benar membawa kepada arah yang terbaik bagi pribadi maupun orang lain. Selain itu perlu untuk menyediakan cukup banyak waktu, karena lebih banyak faktor eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini. Faktor esternal yang terlibat adalah dari sekolah itu sendiri. Dalam memilih sekolah, perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Reputasi sekolah
Kalau harus memilih salah satu sekolah tanpa melihat faktor-faktor internal lainnya, pertimbangan utama yang paling mudah digunakan adalah reputasi sekolah tersebut. Reputasi di sini berarti sekolah yang bersangkutan secara umum dikenal sebagai sekolah yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan atau memiliki daya saing yang tinggi dalam pekerjaan atau perguruan tinggi.
Dalam kaitannya dengan reputasi, harus kita ingat, reputasi tidak datang dalam sekejap. Reputasi biasanya dibangun dengan kerja keras dan melalui proses yang panjang. Dapat dikatakan bahwa siswa berada on the safe side jika memilih salah satu dari PTS-PTS ini. Akantetapi bukan berarti lalu siswa berhenti di sini saja, masih ada hal-hal lain yang harus dicermati.

2. Status Akreditasi
Status akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan oleh sekolah untuk mengiklankan dirinya. Karena akreditasi menunjukkan mutu/kemampuan sekolah dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status ini didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk itu, termasuk fasilitas pendidikan,guru tetap dan siswa, kurikulum pendidikan, dan banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami dengan jelas tentang status ini, dan tampaknya banyak sekolah yang menyadari dan memanfaatkan ketidaktahuan tersebut.

Akreditasi perlu untuk diketahui secara sebenarnya dan tidak hanya sekilas begitu saja. Untuk mengetahui status akreditasi ini, perlu ditanyakan secara mendalam mengenai kenyataannya di sekolah bersangkutan. Sebagai contoh, Siswa dapat menanyakan sumberdaya guru, fasilitas pendidikan dan kurikulum.

3. Fasilitas Pendidikan
Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Bukan (hanya) itu yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), bengkel, studio dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan siswa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkannya di lapangan. Apalagi untuk jalur pendidikan profesional yang lebih bersifat aplikatif dan menekankan pada ketrampilan.
Perlu untuk dingat bukan hanya tampilan fisik yang diperhatikan. Boleh saja sekolah memasang foto-foto gedungnya yang megah, laboratorium komputernya yang canggih. Tidak ada salahnya untuk mencoba menanyakan, kapan mahasiswa berkesempatan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut.
Demikianlah beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam memilih sekolah setelah selesai atau tamat SMP. Diharapkan dengan memahami beberapa aspek tersebut diatas, siswa tamatan SMP dapat menentukan sekolah yang tebaik untuk masa depannya.

Selamat berjuang

Memaknai Hari Pendidikan Nasional

SETIAP 2 Mei bangsa ini memperingati hari lahirnya Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara sebagai peletak dasar roh pendidikan, mengawali perjuangannya melalui Perguruan Taman Siswa yang didirikan pada 1922. Kemudian  sejak 1959 diabadikan oleh pemerintah menjadi Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan setiap tahun ini harus menjadi bahan evaluasi dan koreksi bagi pemerintah dan khususnya insan pendidikan, agar mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Jika berbicara kualitas pendidikan, perlu kita evaluasi dan dikaji ulang bersama-sama, terutama bagi semua komponen pendidikan yang secara langsung memberikan kontribusi terhadap jalannya pendidikan. Hal itu dapat dirunut secara vertikal, dari pemerintah sampai tingkat sekolah. Sudahkah pemerintah selama ini memberikan pengayoman bagi kelancaran proses pendidikan? Dan, sudahkah pendidik bekerja secara profesional?

Di tingkat sekolah, guru sebagai komponen utama pendidikan juga perlu mengevaluasi kinerjanya dalam mewujudkan keberhasilan proses pendidikan secara menyeluruh. Tugas dan tanggung jawabnya harus didasarkan atas semangat pengabdian untuk mendedikasikan hidupnya guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
Contoh yang Baik Melihat apa yang telah digagas Ki Hajar Dewantara, ”ing ngarso sung tuladha, ing madya mangunkarsa, tut wuri handayani” memberikan makna bahwa apabila seorang guru ditempatkan di depan, harus dapat menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya. Dan, bila berada di tengah-tengah siswa didik, harus dapat memberikan semangat.

Jika berada di belakang, harus mampu menjadi seorang motivator yang baik bagi anak didiknya. Dengan demikian, siswa didik nantinya menjadi seorang manusia yang cerdas, berbudi pekerti luhur, dan mempunyai wawasan kebangsaan yang luas.

Jadi, Hardiknas tidak sebatas memorial dan perhelatan formal, tetapi lebih bermakna dan menyentuh pada tri pusat pendidikan, yaitu pemerintah, sekolah, dan masyarakat yang harus terus peduli dan bahu-membahu membangun pendidikan nasional.