Jumat, 05 November 2010

Klaten Juara Lomba Lagu Perjuangan Pelajar

Pendidikan (Suara Merdeka)

05 Nopember 2010

SEMARANG- SMP Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1 Klaten meraih juara I Lomba Lagu Perjuangan Tingkat Provinsi Jateng yang diselenggarakan di LPMP Jateng, Srondol, baru-baru ini. Lomba diikuti sembilan grup paduan suara tingkat SMP dan sembilan grup tingkat SMA/SMK.

Juara II dan III tingkat SMP berturut-turut diraih SMP Domenico Savio Semarang dan SMP Negeri 2 Kendal, sedangkan tingkat SMA/SMK, juara II dan III direbut SMA Satya Wacana Salatiga dan SMA Negeri 5 Purwokerto.

Di samping trofi, para juara juga memperoleh uang pembinaan. Juara I Rp 10 juta, juara II Rp 7,5 juta, dan juara III Rp 5 juta untuk tingkat SMP maupun SMA/SMK.

Lagu wajib yang dilombakan berjudul "Bangun Pemuda-pemudi", sedangkan lagu pilihan "Indonesia Jaya", "Merah Putih", dan "Gebyar-gebyar". Setiap grup juga harus membawakan lagu daerah yang diaransemen ulang.

"Lomba Lagu Perjuangan ini baru pertama diselenggarakan Dinas Pendidikan Jateng. Seleksi ketat dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, bakorwil, hingga provinsi," ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Drs Sunarto MPd.

Lomba diadakan sebagai upaya menggelorakan kembali nilai patriotisme dan semangat kebangsaan di kalangan pelajar, sekaligus membangun karakter bangsa melalui pendidikan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Drs Kunto Nugroho Hadi Putranto MSi memaparkan, sejak Agustus 2008 Gubernur H Bibit Waluyo mencanangkan nasionalisme melalui dunia pendidikan yang diawali dengan pembagian kaset lagu-lagu perjuangan di seluruh sekolah.

"Teorinya tidak usah muluk-muluk. Lagu-lagu perjuangan diperdengarkan setiap menjelang masuk sekolah, istirahat, maupun pulang sekolah. Dengan cara seperti ini, semangat perjuangan bisa lebih merasuk dalam relung hati, sehingga akan tumbuh kesadaran dan kecintaan dalam diri siswa," tuturnya pada saat membuka lomba.  (D18-37)

Info Haji " GARUDA GUNAKAN BUS TAK STANDAR"

05 Nopember 2010 (Suara Merdeka)

* PPIH Merasa Kecewa

BOYOLALI - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo menilai, kenyamanan bus yang ditanggung Garuda Indonesia kurang maksimal. Pasalnya, armada untuk memindahkan jamaah calon haji (calhaj) dari Asrama Haji Donohudan menuju Bandara Juanda, Surabaya tidak sesuai standar.

Menurut Humas PPIH Embarkasi Solo Akhmad Su’aidi, seharusnya Garuda menyediakan bus yang prima. Sebab, perjalanan darat antara Boyolali dan Kota Pahlawan cukup lama, berkisar enam hingga delapan jam. ’’Karena itu, diperlukan bus dengan tingkat kenyamanan prima,’’ ujar Su’aidi kepada Suara Merdeka, semalam.

Sesuai hasil rapat koordinasi antara Garuda dan PPIH tiga hari lalu, disepakati untuk menggunakan bus dengan fasilitas toilet dan berpendingin udara. Dalam hal ini, Garuda yang bertanggung jawab menyediakan armada untuk mengangkut 25 kloter calhaj. Mengingat sebagian besar usia calhaj rata-rata lebih 50 tahun, maka dibutuhkan pelayanan prima.

’’Sebab, jamaah setua itu biasanya sering ingin buang air kecil dan tidak kuat menahannya. Terlebih bagi yang mempunyai potensi diabet sehingga fasilitas toilet harus ada,’’ tambah Sekretaris PPIH Syarif Hidayat.

Kenyataannya, lanjut dia, dari empat kloter yang diberangkatkan hari Rabu (3/11), Garuda menggunakan armada tanpa toilet dan tanpa bus cadangan untuk tiga kloter. ’’Pada awalnya, ketua PPIH memberikan toleransi mengingat waktu yang sangat pendek dengan pelaksanaan pemberangkatan. Namun, pada hari Kamis (4/11), Garuda masih menggunakan bus tanpa toilet,’’ ujar Syarif.

Selain itu, tidak tersedianya bus cadangan juga sempat mengganggu pelaksanaan pemberangkatan jamaah. Pasalnya, salah satu bus mengalami kerusakan mesin setibanya di Ngawi dan terjadi pula pecah ban di Jombang. ’’Untuk itu, kami sangat berharap agar Garuda dapat menyesuaikan dengan kesepakatan bersama,’’ tandasnya.

Di Luar Dugaan

Menanggapi hal itu, General Manager Garuda Indonesia Solo, Syamsuddin JS mengaku kecewa. Sebab, persoalan yang terjadi sekarang hanya dilimpahkan padanya. Menurut dia, sebenarnya tugas maskapai Garuda hanya mengangkut calhaj dari Asrama Haji Donohudan menuju Bandara Adi Soemarmo.
’’Sedangkan kalau perjalanan menuju Bandara Juanda adalah tanggung jawab bersama antara Garuda dan PPIH. Sebab, ini di luar dugaan karena terjadi bencana,’’ ungkap Syamsuddin.

Pada hari pertama pemberangkatan calhaj menuju Surabaya, pihak Garuda sudah mencari armada dengan fasilitas toilet dan berpendingin udara. Namun, hanya beberapa saja yang bisa disewa. Sebab, waktu itu sangat mepet, hanya semalam. ’’Mana ada sewa bus dengan fasilitas lengkap cukup dengan waktu satu malam? Itu kan keadaan darurat, jadi harus dilaksanakan,’’ tandasnya. (K4,K23-20)

PVMBG : Erupsi Merapi 2010 Terburuk Sejak 1870


 
PVMBG : Erupsi Merapi 2010 Terburuk Sejak 1870
Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono menyatakan erupsi Merapi 2010 merupakan bencana terburuk Merapi sejak 1870 atau dalam kurun waktu 100 tahun.
"Erupsi Merapi tahun ini dapat dikatakan terburuk sejak 1870 karena saat ini sebanyak 32 desa dengan jumlah penduduk lebih dari 70.000 jiwa direkomendasikan harus mengungsi karena berada dalam zona berbahaya," kata Surono didampingi Kepala Badan Geologi Sukhyar di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, sebanyak 32 desa yang direkomendasikan mengungsikan warganya terdiri atas 17 Desa di Kabupaten Magelang, Klaten empat desa, Boyolali tiga desa dan di Kabupaten Sleman ada delapan desa.
"Saat ini Gunung Merapi dalam kondisi krisis, selain ditandai dengan letusan ekplosif jarak luncur awan panas terjauh mencapi 11,5 Kilometer (Km) di kali Bebeng dan di tempat lain jarak luncur awan panas mencapi 11 Km di Kali Putih, 10 Km di Kali Boyong dan 9,5 Km di Kali Gendol," katanya.
Ia mengatakan, awan panas yang keluar dari puncak Merapi saat ini juga sudah mencapai ketinggian lebih dari 10 Km.
"Ini kejadian yang mungkin baru kami alami sejak dari catatan sejarah 1870-an," katanya.