Rabu, 22 Februari 2012

JANGAN BIASAKAN BELAJAR DENGAN "SISTEM KEBUT SEMALAM"



Lupa adalah sesuatu yang manusiawi dan wajar kita alami. Tetapi, kalau terus menerus lupa mengingat materi pelajaran? Wah, bisa repot juga. Apalagi, jika tengah mempersiapkan diri menghadapi ujian. Daya ingat adalah suatu proses yang sangat penting dalam menjawab soal-soal ujian. Bagaimana mungkin kita bisa menghadapi ujian, tapi lupa dengan materi belajar? Ada banyak strategi yang bisa diterapkan. Yang jelas, jangan menggunakan strategi yang umumnya digunakan para pelajar: sistem kebut semalam!

Nah, sepuluh tips berikut mungkin bisa membantu Anda dalam meningkatkan daya ingat belajar. Sebagai informasi, beberapa strategi di bawah ini telah diterapkan dalam literatur psikologi kognitif. Strategi ini menawarkan sejumlah cara yang bagus untuk meningkatkan daya ingat dan retensi informasi. Simak, yuk!

1. Fokuskan perhatian Anda pada materi yang Anda pelajari
Perhatian adalah salah satu komponen utama dari memori. Agar sebuah informasi pada ingatan Anda berpindah dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang, ada cara yang bisa dilakukan. Apa itu? Cobalah untuk belajar di tempat yang bebas dari gangguan, seperti televisi, musik, atau hiburan lainnya.

2. Hindari belajar dengan sistem 'kebut semalam'
Belajarlah secara teratur. Penelitian menunjukkan bahwa dengan sistem belajar yang teratur akan membuat seseorang dapat mengingat materi pembelajaran lebih baik dan lebih panjang daripada mereka yang menggunakan sistem 'kebut semalam', dengan waktu yang sangat terbatas.

3. Susun dan atur setiap informasi yang Anda pelajari
Para peneliti menemukan bahwa setiap informasi telah diatur dalam memori dan sudah dikelompokkan. Gunakan memori itu untuk menata dan mengorganisasi materi yang Anda pelajari. Cobalah mengelompokkan bagan-bagan atau istilah-istilah secara bersamaan pada catatan Anda.

4. Memanfaatkan perangkat mnemonik
 Perangkat mnemonik merupakan alat untuk membantu ingatan/menghafal informasi. Perangkat ini juga menjadi teknik yang sering digunakan oleh siswa untuk membantu mengingat. Sebagai contoh, Anda mungkin mengasosiasikan istilah yang perlu Anda ingat dengan  benda yang akrab dengan Anda. Misalnya, dengan syair, lagu, atau lelucon tertentu.

5. Menguraikan dan melatih lagi setiap informasi yang sudah Anda pelajari
Untuk mengingat suatu informasi, Anda perlu untuk mengkodekan apa yang telah Anda pelajari ke dalam memori jangka panjang. Salah satu teknik pengkodean paling efektif dikenal sebagai latihan elaboratif. Contoh dari teknik ini adalah dengan mencari kata kunci dari sebuah definisi. Mempelajari definisi tersebut, kemudian membaca penjelasannya secara lebih rinci. Ulangi proses ini beberapa kali, maka daya ingat Anda akan jauh lebih baik.

6. Menghubungkan informasi baru dengan hal-hal yang sudah Anda ketahui
Ketika Anda sedang mempelajari bahan asing, luangkan waktu untuk menghubungkan informasi tersebut dengan hal-hal yang sudah Anda ketahui. Dengan menghubungkan ide yang baru dengan ingatan sebelumnya, Anda bisa secara tak diduga mengembangkan kemungkinan mengingat informasi yang baru dipelajari.

7. Visualisasikan informasi untuk meningkatkan daya ingat
Banyak orang mendapatkan keuntungan besar dari memvisualisasikan informasi yang mereka pelajari. Perhatikan foto, grafik, atau gambar dalam buku teks Anda. Jika Anda tidak  ada, buatlah sendiri. Gambarlah grafik atau bagan di pinggir catatan Anda. Gunakan stabilo atau pena berwarna pada kelompok yang terkait dengan materi Anda.

8. Mengajarkan konsep belajar baru kepada orang lain
Penelitian menunjukkan bahwa dengan mengeraskan suara pada saat belajar akan meningkatkan daya ingat. Pendidik dan psikolog juga menemukan bahwa siswa yang mengajarkan belajar dengan konsep baru kepada orang lain akan meningkatkan pemahaman dan daya ingat. Anda dapat menggunakan pendekatan ini dalam proses belajar Anda.

9. Memberikan waktu ekstra pada bagian yang sulit
Pernahkah Anda merasa bahwa mengingat sebuah informasi di awal dan di akhir kadang-kadang lebih mudah? Para peneliti telah menemukan bahwa urutan informasi dapat berperan dalam proses mengingat.Hal ini dikenal sebagai efek posisi serial.

 Sementara, mengingat informasi di tengah lebih sulit. Anda dapat mengatasi masalah ini dengan menghabiskan waktu ekstra pada informasi ini. Strategi lain adalah dengan mencoba restrukturisasi informasi sehingga akan lebih mudah untuk diingat. Bila Anda menemukan bagian yang sangat sulit, curahkan waktu ekstra untuk menghafal informasi tersebut.

10. Variasikan rutinitas studi Anda
Banyak cara untuk meningkatkan daya ingat Anda, yaitu dengan sesekali mengubah rutinitas belajar. Jika Anda terbiasa untuk belajar pada lokasi tertentu, coba pindah ke tempat yang berbeda pada sesi belajar berikutnya. Misalnya, jika Anda belajar di malam hari, cobalah menghabiskan beberapa menit di pagi hari untuk meninjau informasi yang telah Anda pelajari pada malam sebelumnya. Dengan menambahkan unsur baru pada sesi belajar ini, Anda dapat meningkatkan efektivitas secara signifikan dalam upaya Anda untuk meningkatkan daya ingat Anda dengan jangka panjang. disalin dari Kompas.com 

Selasa, 21 Februari 2012

MENDIDIK ANAK CARA LUQMANUL HAKIM



Apa Luqman kata, Allah telah menceritakan dalam Quran Surah Luqman ayat 13-19, lihat:
“Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi nasihat kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar ….. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.


Apa yang perlu anda faham ?
 Luqman yang dimaksud dalam ayat-ayat ini menurut Ibnu Katsir adalah Luqman bin Anqa’ bin Sadun. Ia adalah anak dari seorang bapak yang Tsaaran. Pengabadian kisah Luqman memang berbeda dengan pengabdian tokoh lain yang lebih komprehensif. Pengabadian Luqman hanya berkisar seputar nasehat dan petuanya yang sangat layak dijadikan acuan dalam mendidik anak secara Islam.
Tentu masih banyak lagi cara Islam dalam mendidik anak berdasarkan ayat-ayat atau hadits Rasulullah saw yang lain. Namun paling tidak, pesan Luqman ini bukan sekadar pesan biasa umumnya seorang bapa kepada anaknya, namun merupakan pesan yang penuh dengan sentuhan kasih sayang dan penuh dengan muatan idealogi serta tersusun berdasarkan keutamaan.

Bermula dari pesan agar:
a.       Mengesakan Allah
b.      Tidak menmpersekutukannya
c.       Bersikap tawadu’ dan santun yang tercermin dalam cara berjalan dan berbicara.
Kedua jenis pesan dan nasehat tersebut ternyata tidak keluar dari dua prinsip utama dalam ajaran Islam iaitu ajaran tentang akidah dan akhlak. Ini konsep pendidikan Luqman yang paling penting dan perlu di contohi.
Menurut Sayid Quthb, rangkaian ayat-ayat yang membincangkan tentang Luqman dan nasihatnya yang diawalkan dengan anugerah hikmah kepada Luqman di ayat 12 merupakan pembahasan kedua dari pembahasan surah Luqman yang masih sangat berkaitan dengan pembahasan episod pertama, iaitu persoalan akidah.
Pesan Luqman sendiri pada asasnya adalah pesan akidah yang memiliki beberapa maksud; di antaranya berbakti dan berbuat kebaikan kepada kedua orang tua sebagai bukti rasa syukur atas kasih sayang dan pengorbanan mereka merupakan tuntutan atas akidah yang benar kepada Allah swt. Sentiasa merasakan kehadiran dan pengawasan Allah dalam setiap langkah dan perbuatan merupakan gambaran sebenar dari keyakinan akan sifat Allah Yang Mengetahui, Maha Mendengar dan Maha Mengawasi.
Kemudian dari segi menjalankan kerja amar makruf dan nahi munkar yang disertai dengan sikap sabar dalam menghadapi segala rintangan dan tentangan merupakan bukti akan kekuatan iman yang bersemayam di dalam hati sanubari, hingga pada pesan untuk sentiasa bersikap tawaduk dan tidak sombong, baik dalam tingkah laku mau pun dalam bercakap. Semuanya tidak lepas dari ikatan dan tuntutan akidah yang benar.
Pembahasan tentang akidah dalam surah ini memang wajar kerana surah Luqman termasuk surah Makkiyyah yang memberi fokus pada penanaman dan memperkuatkan akidah secara utama..

Siapa Luqman alhakim.
Terdapat banyak pendapat siapa Luqman,  apakah ia seorang nabi atau ia hanya seorang lelaki soleh yang diberi ilmu dan hikmah, yang jelas jumhur ulama lebih cenderung memilih pendapat yang mengatakan bahwa ia hanya seorang hamba yang soleh dan ahli hikmah, bukan seorang nabi seperti yang diperkatakan oleh sebagian ulama. Gelaran Al-Hakim di akhir nama Luqman tentu gelaran yang tepat untuknya sesuai dengan ucapannya, perbuatan dan sikapnya yang memang menunjukkan sikap yang bijaksana. Allah sendiri telah menganugerahnya hikmah seperti yang ditegaskan dalam ayat sebelumnya: Lihat ayat 12 ;
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji“. (Luqman: 12)
Yang menarik disini bahawa Luqman bukanlah seorang yang terkenal atau memiliki pengaruh. Ia hanya seorang hamba Habasyah yang berkulit hitam dan tidak punya kedudukan sosial yang tinggi di dalam masyarakat. Namun hikmah yang diterimanya menjadikan ucapannya dalam bentuk pesan dan nasihat layak untuk diikuti oleh seluruh orang tua tanpa terkecuali. Hal ini terungkap dalam riwayat Ibnu Jarir bahwa seseorang yang berkulit hitam pernah mengadu kepada Sa’id bin Musayyib. Maka Sa’id menenangkannya dengan mengatakan: “Janganlah engkau bersedih (berkecil hati) karena warna kulitmu hitam. Sesungguhnya terdapat tiga orang pilihan yang kesemuanya berkulit hitam, yaitu Bilal, Mahja’ maula Umar bin Khattab dan Luqman Al-Hakim”.
Demikian nasihat dan pesan Luqman dalam mendidik anaknya yang didahului oleh pendidikan akidah tentang keEsaan Allah dan pengetahuanNya yang hebat yang akan melahirkan sikap hamba Allah, rendah diri, hati-hati dan muraqabatuLlah dalam bersikap dan bertindak. Kekuatan dan kemantapan akidah tersebut akan bertindak balas dalam berakhlak dan berperilaku kepada orang lain, terutama sekali terhadap kedua orang tua. Sungguh satu upaya yang serius dari seorang Luqman yang bijak untuk mendekatkan dan memperkenalkan seorang anak sejak dini dengan Penciptanya yang menampak pada kebaikan dan kesejahteraan lahir dan batin, serta menjadikannya memiliki tingkat pertahanan dan pertahanan diri yang kukuh bagi menhadapi bermacam godaan kehidupan yang dirasa kian melalaikan dan menjerumuskan.

Ringkasnya ialah:
1.      Menjadi anak yang beriman pada Allah dengan sebaik-baik mungkin
2.      Menjadi anak yang hormat dan taat pada ibubapanya
3.      Berbuat baik pada masyarakat
Allahu a’lam. 

Selasa, 14 Februari 2012

Tugas Matematika kelas 9 ABCD

Anak-anakku, sehubungan dengan  pak saya dan bu Emi ditugasi mendampingi teman-temanmu ( Haning Kartika Sari, Rio Setya Aji Kusuma, Siti Nur Afifah dan Novy Rahmah Ayyasi) lomba "The 3rd National Science Olympiad SMP RSBI 2012".di Solo dari hari Senin 13 Pebruari 2012 sampai Kamis, 16 Pebruari 2012 maka pak saya tidak bisa hadir di depan kelas kalian, maka berikut pak saya berikan tugas untuk berlatih mengerjakan soal latihan Ujian Nasional 2012. Selamat berdiskusi, selamat belajar, dan semoga sukses. Semangat Pagi....
http://www.4shared.com/file/xogrcC6V/5MGMP-MRIDHO-2012.html

Jumat, 10 Februari 2012

SAY NO TO VALENTINE


Siapa yang bisa mengelak, bahwa Valentine’s Day di kalangan remaja yang tumbuh di Kota Besar, identik dengan dunia gemerlap (dugem), pesta miras, perzinahan, dan mengkonsumsi barang-barang terlarang, seperti ecstasy, shabu-shabu dan sejenisnya.
Mau tahu nasib mereka yang merayakan Valentines’ Day? Inilah sepenggal kisah seorang gadis yang telah kehilangan keperawannnya usai merayakan Valentine’s Day dua tahun yang lalu. Sebut saja Mawar (15), warga Kampung Simpar Desa Simpar Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang, diperkosa oleh empat remaja. Peristiwa yang menimpa siswi kelas II pada salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Subang itu, terjadi saat korban berencana merayakan Valentine Day (hari kasih sayang).
Menurut keterangan saksi korban, peristiwa itu berawal ketika Mawar diajak jalan-jalan oleh pacarnya Her (17) ke daerah Ciater. Waktu itu Her berdalih ingin memanjakan korban pada hari kasih sayang. Selain membawa korban, Her juga mengajak sahabat-sahabat-nya yang lain yang rata-rata masih berusia 17 hingga 18 tahun. Setiba di Subang, mereka tiba-tiba mengurungkan niat untuk pergi ke Ciater, tetapi malah kembali ke Pagaden dan sepakat merayakan valentine dengan cara pesta minuman keras di sebuah gang sempit di Dusun Wanakersa, Pagaden.
Saat itu, korban terus didesak Her untuk mencicipi minuman keras. Beberapa menit setelah meminum minuman keras itu, korban merasakan pusing kepala. Kondisi seperti itu rupanya malah dimanfaatkan Her dan teman-temannya untuk melampiaskan nafsu. Setelah puas mereka langsung pergi dan membiarkan korban tergeletak di pinggir gang.
Di Banjarmasin, Perayaan "valentine`s day" juga  menelan korban. Dilaporkan, pada malam hari kasih sayang itu, seorang remaja tewas overdosis (OD) mengonsumsi ineks (ekstasi) di tempat hiburan malam.
Bukan Tradisi Islam
Patut diketahui, acara Valentine’s Day itu bukan berasal dari tradisi Islam. Dalam Islam, berkasih sayang itu tidak dikhususnya hanya pada tanggal 14 Februari saja. Dan kasih sayang itu tidak ditujukan kepada seorang kekasih, terkait asmara dan jalinan cinta sepasang kekasih yang belum menikah. Islam mengajarkan agar berkasih sayang setiap waktu. Kasih sayang itu bisa kepada ayah-ibu, kakak, adik, saudara, sahabat, kepada binatang dan tumbuh-tumbuhan sekalipun.
Perlu juga diketahui, bahwa Valentines’Day adalah hari kematian seorang yang bernama Valentine. Adapun Valentine atau Valentinus itu sendiri sesungguhnya adalah seorang yang terbunuh mempertahankan ajaran agamanya. Bahkan, Valentine adalah seorang tokoh beragama Kristen, yang karena kedermawanannya diberi gelar Saint atau Santo. Saint itu sendiri kerap dihubungkan dengan nama seorang penganjur atau pemimpin besar agama Kristen. Disebabkan pertentangannya dengan penguasa Romawi ketika itu, ajal Valentine berakhir dengan pembunuhan atas dirinya pada abad ketiga masehi, tepatnya tanggal 14 Februari tahun 270 M.
Rupanya kematine Valentine tersebut tak dapat dilupakan oleh para pengikutnya. Valentine dijadikan symbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan seorang Kristiani menghadapi kenyataan dalam hidupnya. Hari Valentine ini kemudian dihubungkan dengan pesta atau perjamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut Supercalia yang biasanya jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah orang Romawi itu masuk Kristen, maka pesta Supercalia itu secara religius dikaitkan dengan upacara kematian Santo Valentine. Namun, upacara peringatan yang semula bersifat religius mulai berubah dengan upacara non agamis. 
Di Amerika, Valentine ini dipopulerkan dalam bentuk Greeting Card (kartu ucapan selamat), terutama sejak berakhirnya Perang Dunia I. Lama kelamaan, sepasang kekasih diwujudkan dengan saling tukar menukar kado. Ironisnya lagi , Valentines dirayakan dengan pesta miras dan narkoba, bahkan seorang gadis rela kehilangan keperawannnya demi merayakan Valentine yang justru merusak moral generasi muda. Perzinahan pun dianggap menjadi budaya. Jelas ini termasuk dosa besar.
Karena, hendaknya, umat Islam tidak merayakan Hari Valentine, yang notebene berasal dari agama Kristen. Islam sangat tegas melarang pesta miras dan perzinahan. Sebaiknya urungkan saja rencana untuk merayakan Valentines Day di hotel-hotel, café-café, di villa-villa, di kost-kostan bahkan di gang sempit sekalipun. Valenstines Day terbukti begitu besar mudharatnya.

Kamis, 09 Februari 2012

Latihan Soal UN Bhs Inggris

soal latihan UN Bahasa Inggris mangga di download

Latihan UN Matematika 2012

untuk soal latihan UN matematika tersebut silahkan download 

Valentine's Day Bukan Hari Kasih Sayang, Kasihan Dech Lu..!!



Memasuki bulan Februari, kita menyaksikan banyak media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian mulai dari para remaja yang masih bau kencur sampai dengan adult (wong dewasa) dengan menggelar acara-acara pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine’s Day atau biasanya disebut hari kasih sayang.
Biasanya pada 14 Februari mereka saling mengucapkan “selamat hari Valentine”, berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta.
Sangat disayangkan banyak AaBeGe khususnya teman-teman kita, para remaja putri muslimah yang terkena penyakit ikut-ikutan dan mengekor budaya Barat atau budaya ritual agama lain akibat pengaruh TV dan media massa lainnya. Termasuk dalam hal ini perayaan Hari Valentine, yang pada dasarnya adalah mengenang kembali pendeta St. Valentine. Belakangan, Virus Valentine tidak hanya menyerang remaja bahkan orang tua pun turut larut dalam perayaan yang bersumber dari budaya Barat ini.

Sejarah Valentine 
Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi terkenal adalah
1. Kisah Pendeta St. Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St. Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya.
Claudius II melihat St. Valentine meng-ajak manusia kepada agama Nasrani lalu dia memerintahkan untuk menangkapnya.
2. Dalam versi kedua , Claudius II memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St. Valentine menentang perintah ini dan terus mengada-kan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan “Dari yang tulus cintanya, Valentine.” Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama Nasrani bersama 46 kerabatnya.
3. Versi ketiga menyebutkan ketika agama Nasrani tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “ dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini.”
Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat “dengan nama tuhan Ibu” dengan kalimat “dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani. 
Versi lain mengatakan:
1. St.Valentine ditanya tentang Atharid, tuhan perdagangan, kefasihan, makar dan pencurian, dan Jupiter, tuhan orang Romawi yang terbesar. Maka dia menjawab tuhan-tuhan tersebut buatan manusia dan bahwasanya tuhan yang sesungguhnya adalah Isa Al Masih, oleh karenanya ia dihukum mati. Maha Tinggi Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang zalim tersebut. 
2. Hari tersebut adalah hari perayaan agama Romawi kuno yang meyakini 15 Februari adalah hari raya Lupercalia (dewa kesuburan), 2 hari pertama 13-14 Februari dirayakan sebagai persembahan bagi dewi cinta Juno Februata, diakhiri dengan pengundian para pemuda untuk memilih pasangannya yang boleh dizinahi selama setahun. Kemudian masuklah agama Nasrani yang menuntut akulturasi budaya pada masa Gregory I  dan Paus Gelasius I, hari itu dinamakan Valentine Day karena bertepatan dengan kematian sang Santo (Encyclopedia Britannica, The World Book Encyclopedia)
Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda. 
Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil dengan dua sayap terbang mengitari gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang sebenarnya itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi!!!
Budaya ini diawali pada 1415 M, Duke of Orleans yang sedang dipenjara di Tower of London mengirim surat pada istrinya pada hari perayaan valentine, oleh seorang penyair Inggris Geoffrey Chaucer peristiwa itu dikaitkan dengan musim kawin burung dalam sebuah puisi.

Kasih sayang atau kasian dech lu...???

Setelah paham ‘amburadul’nya si Valentine, sebagai Muslim kita harus berkaca pada identitas kita dan syariat kita.
1. Ingat agama ini melarang kita ‘latah’,
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Qs. Al isra’  36).
2. Kita dilarang ikut-ikut orang kafir karena bisa jadi kafir juga,
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman” (Qs. Ali ‘Imran 100).
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi” (Qs. Ali ‘Imran 149).
Ibnu Jarir At Thabari “ Dengan hal itu orang-orang beriman dilarang menaati pendapat orang kafir dan menerima nasihat dari ajaran agama mereka (Tafsir Ath-Thabari IV/123)
Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syiar dan kebiasaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman: 
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”(Qs. Al-Maidah 51).
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung” (QS. Al mujadilah 22)
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman” (Qs. An-Nur 2).
Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah:
1. Ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah As-Sunnah (tuntunan Allah dan Rasul-Nya).
    2. Tidak ada suatu bid’ah pun yang dihidupkan kecuali saat itu ada suatu sunnah yang ditinggalkan.
    3. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap rekaat shalatnya membaca.
    “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (Qs Al-Fatihah 6-7).

    Masih maukah kita ikuti ibadah mereka???

    Bagaimana bisa kita memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun kita sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela.
    Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir, adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar.
    Padahal Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut” (HR. At-Tirmidzi).
    Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian”(HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih). 
    Ibnul Qayyim berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.”

    Antara latah atau gak paham sunnah?

    Abdullah bin Amr bin Ash berkata, “Siapa yang mengikuti negara-negara ‘ajam dan melakukan perayaan Nairuz dan Mihrajan serta menyerupai mereka sampai ia meninggal dan dia tidak bertaubat maka dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat.”
    Hadits yang cukup jelas, terang, tegas dan sekaligus bantahan terhadap orang yang gak ‘ngaca’ dulu sebelum beramal alias ‘latah
    Abu Waqid Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’
    Adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan bara’ ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para nabi dan orang-orang terdahulu. Yaitu mencintai orang-orang mukmin dan membenci orang-orang kafir serta menyelisihi mereka dalam ibadah dan perilaku. Serta mengetahui bahwa sikap seperti ini di dalamnya terdapat kemaslahatan yang tidak terhingga, sebaliknya gaya hidup yang menyerupai orang kafir justru mengandung kerusakan yang lebih banyak.
    Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang, lagi pula, menyerupai kaum kafir dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati.

    Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin
    Pertanyaan: 
    Pada akhir-akhir ini telah tersebar dan membudaya perayaan hari Valentine -terutama di kalangan pelajar putri, padahal ia merupakan salah satu dari sekian macam hari raya kaum Nasrani. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna merah lengkap dengan sepatu, dan mereka saling tukar mawar merah. Bagaimana hukum merayakan hari Valentine ini, dan apa pula saran dan anjuran anda kepada kaum muslimin. Semoga Allah selalu memelihara dan melindungi anda.
    Jawab: 
    Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena: 
    Pertama, ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syariat Islam. 
    Kedua, ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para pendahulu kita yang sholeh. Semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. 
    Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya. Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi perayaan ini adalah dari ritual agama lain! 
    Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka. 
    Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir. 
    Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang saling mencintai karna Allah dan membenci karna Allah ‘azza wa jalla.
    Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya. Wallahu a’lam bish-shawwab [Ibnu Irman]

    Kamis, 02 Februari 2012

    Sejarah Hidup Muhammad SAW: Haji Wada', Haji Perpisahan (2)

    REPUBLIKA.CO.ID, Begitu orang mengetahui bahwa Nabi SAW telah menetapkan akan pergi haji dan mengajak mereka ikut serta, tersiarlah ajakan itu ke segenap penjuru semenanjung. 

    Beribu-ribu orang datang ke Madinah dari segenap penjuru: dari kota-kota dan dari pedalaman, dari gunung-gunung dan dari sahara, dari seluruh pelosok tanah Arab yang membentang luas. 

    Di sekitar kota Madinah sudah pula dipasang kemah-kemah untuk 100.000 orang atau lebih, yang datang memenuhi seruan Nabi SAW. Mereka datang sebagai saudara untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka dipertalikan semua oleh rasa kasih sayang, oleh keikhlasan hati dan ukhuwah islamiyah.

    Berkumpulnya kaum Muslimin itu menggambarkan adanya suatu kebenaran yang telah mendapat kemenangan, nur Ilahi telah tersebar luas, yang membuat mereka semua teguh bersatu seperti sebuah bangunan yang kukuh.

    Pada tanggal 25 Zulka'dah tahun ke-10 Hijrah, Nabi berangkat dengan membawa semua istrinya. Beliau berangkat dengan diikuti jumlah manusia yang begitu melimpah—penulis-penulis sejarah ada yang menyebutkan 90.000 orang dan ada pula yang menyebutkan 114.000 orang. Mereka berangkat dipersatukan oleh iman, hati mereka diliputi kegembiraan dan keikhlasan, menuju ke Baitullah yang suci. Mereka hendak menunaikan kewajiban ibadah haji besar.

    Ketika mereka sampai di Dzul Hulaifa, mereka berhenti dan tinggal selama satu malam di sana. Keesokan harinya, ketika Nabi sudah mengenakan pakaian ihram, kaum Muslimin yang lain juga memakai pakaian ihram. Mereka semua berjalan dengan pakaian yang sama. Dengan demikian, mereka telah melaksanakan suatu persamaan dalam arti yang sangat jelas.
     
    Dengan seluruh kalbunya, Rasulullah SAW menghadapkan diri kepada Allah dengan  mengucapkan talbiyah yang diikuti pula oleh kaum Muslimin dari belakang: "Labbaika Allahumma labbaika, labbaika la syarika laka labbaika... (Kupenuhi panggilan-Mu, ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, kupenuhi  panggilan-Mu...)."
     
    Tatkala rombongan itu sampai di Sarif—suatu tempat antara jalan Makkah dengan Madinah—Rasulullah SAW berkata kepada para sahabatnya, "Barangsiapa diantara kamu tidak membawa binatang kurban dan ingin menjadikan (ihram) ini sebagai umrah, lakukanlah! Tetapi yang membawa binatang kurban jangan!"
     
    Ketika jamaah haji sudah sampai di Makkah pada hari keempat Dzulhijjah, Nabi cepat-cepat menuju Ka'bah diikuti oleh kaum Muslimin yang lain. Kemudian beliau menyentuh Hajar Aswad dan menciumnya, lalu berthawaf di Ka'bah sebanyak tujuh kali. Pada tiga kali yang pertama, beliau berlari-lari seperti yang dilakukan pada waktu Umratul Qadza. 

    Setelah melakukan shalat di Maqam Ibrahim, beliau kembali dan sekali lagi mencium Hajar Aswad. Kemudian beliau keluar dari masjid itu menuju ke sebuah bukit di Shafa, lalu melakukan sa'i antara Shafa dan Marwa. 

    Sementara kaum Muslimin sedang menunaikan ibadah haji, Ali bin Abi Thalib pun kembali dari ekspedisinya ke Yaman. Ia sudah pula mengenakan pakaian ihram sebagai persiapan pergi haji setelah diketahuinya bahwa Rasulullah memimpin jamaah berhaji.  

    Pada hari kedelapan Dzulhijjah, yaitu Hari Tarwiyah, Rasulullah pergi ke Mina. Selama sehari itu, sambil melakukan kewajiban shalat, beliau tinggal dalam kemahnya itu. Begitu juga malamnya, sampai pada waktu fajar menyingsing pada hari haji. Selesai shalat Subuh, dengan menunggang untanya (Al-Qashwa') tatkala matahari mulai tersembul, beliau menuju Gunung Arafah. Arus-manusia dari belakang mengikuti beliau.


    Republika, Dunia Islam : 01022012

    Rabu, 01 Februari 2012

    Sejarah Hidup Muhammad SAW: Haji Wada', Haji Perpisahan (1)


    REPUBLIKA.CO.ID, Begitu orang mengetahui bahwa Nabi SAW telah menetapkan akan pergi haji dan mengajak mereka ikut serta, tersiarlah ajakan itu ke segenap penjuru semenanjung.

    Beribu-ribu orang datang ke Madinah dari segenap penjuru: dari kota-kota dan dari pedalaman, dari gunung-gunung dan dari sahara, dari seluruh pelosok tanah Arab yang membentang luas.

    Di sekitar kota Madinah sudah pula dipasang kemah-kemah untuk 100.000 orang atau lebih, yang datang memenuhi seruan Nabi SAW. Mereka datang sebagai saudara untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka dipertalikan semua oleh rasa kasih sayang, oleh keikhlasan hati dan ukhuwah islamiyah.

    Berkumpulnya kaum Muslimin itu menggambarkan adanya suatu kebenaran yang telah mendapat kemenangan, nur Ilahi telah tersebar luas, yang membuat mereka semua teguh bersatu seperti sebuah bangunan yang kukuh.

    Pada tanggal 25 Zulka'dah tahun ke-10 Hijrah, Nabi berangkat dengan membawa semua istrinya. Beliau berangkat dengan diikuti jumlah manusia yang begitu melimpah—penulis-penulis sejarah ada yang menyebutkan 90.000 orang dan ada pula yang menyebutkan 114.000 orang. Mereka berangkat dipersatukan oleh iman, hati mereka diliputi kegembiraan dan keikhlasan, menuju ke Baitullah yang suci. Mereka hendak menunaikan kewajiban ibadah haji besar.

    Ketika mereka sampai di Dzul Hulaifa, mereka berhenti dan tinggal selama satu malam di sana. Keesokan harinya, ketika Nabi sudah mengenakan pakaian ihram, kaum Muslimin yang lain juga memakai pakaian ihram. Mereka semua berjalan dengan pakaian yang sama. Dengan demikian, mereka telah melaksanakan suatu persamaan dalam arti yang sangat jelas.

    Dengan seluruh kalbunya, Rasulullah SAW menghadapkan diri kepada Allah dengan  mengucapkan talbiyah yang diikuti pula oleh kaum Muslimin dari belakang: "Labbaika Allahumma labbaika, labbaika la syarika laka labbaika... (Kupenuhi panggilan-Mu, ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, kupenuhi  panggilan-Mu...)."

    Tatkala rombongan itu sampai di Sarif—suatu tempat antara jalan Makkah dengan Madinah—Rasulullah SAW berkata kepada para sahabatnya, "Barangsiapa diantara kamu tidak membawa binatang kurban dan ingin menjadikan (ihram) ini sebagai umrah, lakukanlah! Tetapi yang membawa binatang kurban jangan!"

    Ketika jamaah haji sudah sampai di Makkah pada hari keempat Dzulhijjah, Nabi cepat-cepat menuju Ka'bah diikuti oleh kaum Muslimin yang lain. Kemudian beliau menyentuh Hajar Aswad dan menciumnya, lalu berthawaf di Ka'bah sebanyak tujuh kali. Pada tiga kali yang pertama, beliau berlari-lari seperti yang dilakukan pada waktu Umratul Qadza.

    Setelah melakukan shalat di Maqam Ibrahim, beliau kembali dan sekali lagi mencium Hajar Aswad. Kemudian beliau keluar dari masjid itu menuju ke sebuah bukit di Shafa, lalu melakukan sa'i antara Shafa dan Marwa.

    Sementara kaum Muslimin sedang menunaikan ibadah haji, Ali bin Abi Thalib pun kembali dari ekspedisinya ke Yaman. Ia sudah pula mengenakan pakaian ihram sebagai persiapan pergi haji setelah diketahuinya bahwa Rasulullah memimpin jamaah berhaji. 

    Pada hari kedelapan Dzulhijjah, yaitu Hari Tarwiyah, Rasulullah pergi ke Mina. Selama sehari itu, sambil melakukan kewajiban shalat, beliau tinggal dalam kemahnya itu. Begitu juga malamnya, sampai pada waktu fajar menyingsing pada hari haji. Selesai shalat Subuh, dengan menunggang untanya (Al-Qashwa') tatkala matahari mulai tersembul, beliau menuju Gunung Arafah. Arus-manusia dari belakang mengikuti beliau.


    dari REPUBLIKA.co.id laman  Dunia Islam : rabu 1 Peb 2012