Senin, 16 November 2015

PAK MENTERI BINGUNG DENGAN KURIKULUM 2013

Siswa Mengeluh Bingung Kurikulum 2013, Menteri Anies: Sama, Saya Juga Bingung

Siswa Mengeluh Bingung Kurikulum 2013, Menteri Anies: Sama, Saya Juga Bingung

Pada saat sesi tanya jawab Kapsul Waktu Indonesia 2085 yang dilaksanakan di wantilan DPRD Provinsi Bali, Denpasar, Sabtu (14/11/2015) siang ada pertanyaan dari seorang siswa SMK kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Rasyid Baswedan.
Desi, siswi SMKN 4 Denpasar mempertanyakan kurikulum 2013 yang baru, yang membuat mereka terbebani dengan masih diberlakukannya kurikulum tersebut.
“Pak Menteri, mengapa kurikulum 2013 masih digunakan, kan kita terbebani dengan kurikulum 2013, tolong dong bapak kasih tahu apa keuntungan kurikulum 2013,” tanya disambut dengan riuh dari seluruh siswa yang hadir, serasa pertanyaan mereka diwakili oleh perempuan berusia 15 tahun itu.
Sembari tersenyum mendengar keluh kesah dari siswa SMKN 4 Denpasar tersebut, Anis Baswedan mengatakan bahwa bukan hanya dikalangan siswa, bahkan dirinya sebagai menteri pendidikan juga merasa bingung terkait masih diberlakukannya kurikulum tersebut.
“K 13 (Kurikulum 2013) bingung ya? sama saya juga bingung. Jadi saya jelaskan bahwa kecenderungan pendidikan di Indonesia setiap ganti menteri pasti ganti kurikulum. Saat saya bertugas, K 13 ini baru diterapkan 3 bulan, saya dilantik di bulan Oktober, jadi baru dari bulan Juli, Agustus, September kurikulum ini berjalan. Kemarin ada dua persoalan apakah saya menggantinya, atau tetap melaksanakannya dengan semua permasalahannya, karena selama ini kecenderungan di Indonesia ganti menteri ganti kurikulum,” ujarnya.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini mengatakan bahwa permasalahan Kurikulum 2013 ini merupakan permasalahan yang sangat besar, bahkan jika dilakukan evaluasi untuk dirubah ini seperti memutar kapal tanker.
“Jadi memang ada masalah di K 13 bahwa ini adalah persoalan yang besar, bila ini dilakukan evaluasi, andaikata kita mau merubah ini, seperti merubah arus kapal tanker dan tidak bisa langsung merubah arah, nanti kapalnya bisa tenggelam,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa untuk sebagian besar belahan dunia khususnya di negara maju, bahwa diperlukan waktu dari 5-6 tahun untuk merubah kurikulum.
Sedangkan di Indonesia kebanyakan hanya butuh satu tahun untuk merubah kurikulum.(tnb)