Senin, 15 November 2010

GURU RSBI IKUTI UJI KOMPETENSI

GURU RSBI IKUTI UJI KOMPETENSI

JAWA TIMUR
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menargetkan 400 guru SMP RSBI tahap I mengikuti Uji Kompetensi, khususnya guru SMP yang mengajar Matematika, IPA dan Bahasa Inggris.Menurut Ibu Dra.Nur Srimastutik, MM, Kepala Bidang Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Uji Kompetensi Guru ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan materi ajar (substansi) dan metode pembelajaran setiap guru.Hasil uji kompetensi ini akan menentukan apakah seorang guru masih dalam kategori layak mengajar atau belum layak mengajar.Selanjutnya guru yang dikategorikan belum layak mengajar harus diberi pelatihan pendalaman materi dan pelatihan kemampuan dalam proses belajar mengajar dikelas.
Uji kompetensi guru bdang studi SMP RSBI ini merupakan tes yang mengukur penguasaan materi ajar dan metode pembelajaran pada mata pelajaran di jenjang pendidikan SMP dan merupakan persyaratan minimal seorang guru untuk dapat mengejar.


EMPAT KOMPETENSI
Berdasar Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, ada 4 kompetensi yang harus dimilki oleh seorang guru profesional yaitu kompetensi profesional ( akademik ), kompetensi pedagogic, kompetensi social, dan kompetensi kepribadian.Nah salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas pendidikan khusunya kualitas guru adalah melakukan uji kompetensi guru.
Menurut Kepala Kepala Bidang Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, tujuan khusus pelaksanaan uji kompetensi guru SMP RSBI ini adalah untuk mendeskripsikan kometensi akademis dan pedagogic, peta kualitas , kajian kualitas guru mata pelajaran Matematika, IPA dan Bahasa Inggris.
Uji Kompetensi Guru SMP RSBI ini direncanakan 2 tahap
Tahap I di Hotel Utami tanggal 11-12 Nopember 2010
Tahap II di Hotel Purnama di Malang tanggal 21-22 Nopember 2010

MATERI UJI KOMPETENSI
Materi yang diujikan mencakup empat aspek sebagaimana yang terdapat dalam standar kompetensi guru yaitu:
a.Kompetensi Pedagogic
1. Rencan Pembelajaran
2. Pelaksanaan Pembelajaran
3. Evaluasi Pembelajaran
4. Landasan Kependidikan
5. Kebijakan pendidikan
6. Tingkat perkembangan peserta didik
7. Pendekatan pembelajaran
8. Penguasaan kurikulum

b.Kompetensi Kepribadian
1. Sikap terhadap profesi
2. Motivasi
3. Kepribadian

c.Kompetensi Sosial
1. Komunikasi
2. Pemanfaatan teknologi informasi
3. Kemampuan hidup bermasyarakat
4. Pengabdian pada masyarakat
5. Keterlibatan dalam berbagai lembaga kemasyarakatan

d.Kompetensi Profesional
1. Subtansi Keilmuan yang terkait dengan materi ajar yang ada dalam kurikulum
2. Pemahaman terhadap hubungan konsep antar mata pelajaran/materi ajar
3. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
4. Pengetahuan penelitian dan kajian untuk menambah wawasan
5. Memperdalam pengetahuan/materi yang diajarkan.

Nah, para guru SMP RSBI bersiap-siaplah diuji kompetensinya.

Semoga tulisan ini bermanfaat, paling tidak menjadi referensi para guru, orang tua, maupun pemerhati pendidkan.

Selamat belajar semoga sukses ..sukses anda sukses kita semua.

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Minim, Guru yang Melek IT


Laporan wartawan KOMPAS Robertus Benny Dwi Koesnanto
Kamis, 11 November 2010 | 19:38 WIB
M.LATIEF/KOMPAS.COMILUSTRASI: Selain sarana prasarana yang belum tersedia, banyak juga guru yang masih tergolong gagap teknologi tentang aplikasi berbagai program pengajaran.

DENPASAR, KOMPAS.com - Jumlah guru di Tanah Air yang melek teknologi informasi, khususnya untuk melengkapi media ajar di kelas, masih sedikit. Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya ketersediaan sarana-prasarana hingga pelatihan.
Hal itu terungkap dalam Pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) bagi 100 guru SMA/SMK di Denpasar yang diprakarsai Telkomsel di Sanur, Kamis (11/11/2010). Pelatihan itu merupakan wujud dari tanggung jawab sosial Telkomsel dalam bidang pendidikan serta internet sehat dengan menggandeng Musyawarah Guru Mata Pelajaran setempat.
Selain Denpasar, kegiatan serupa telah digelar di Bandung, Jakarta, Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, Padang, Cimahi, Semarang, Malang, Sidoarjo dan akan segera dilanjutkan pelatihan yang sama di berbagai kabupaten lain di seluruh Indonesia.
Pemateri dalam pelatihan itu, Tedy Setiawan, mengungkapkan umumnya guru yang ikut pelatihan serupa di kota-kota itu belum sepenuhnya menggunakan ICT dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain sarana prasarana yang belum tersedia, mereka juga masih banyak yang tergolong gagap teknologi tentang aplikasi berbagai program pengajaran.
"Mereka antusias untuk belajar dan memulainya di kelas. Modal awal ini harus ditindaklanjuti secara simultan oleh pihak sekolah maupun pemerintah daerah," kata Tedy.
Tedy mengungkapkan, Kementerian Pendidikan Nasional telah mengembangkan teknik metodologinya, sedangkan pelatihan kali ini lebih menitikberatkan pada konten dengan banyak pendekatan ICT. Dia mengharapkan materi pelajaran yang disampaikan ke siswa diharapkan lebih menyenangkan, lebih mudah penerapannya, sekaligus para guru nantinya akan selalu mendapatkan update bahan ajar untuk diimplementasikan di sekolah masing-masing melalui forum di website www.telkomselsahabatguru.com.
Manager Telkomsel Denpasar Handrat Widjanarko mengungkapkan, sebagai kelanjutan pelatihan ini, Telkomsel juga telah memberikan sebuah wadah bagi para guru di Indonesia untuk saling bertukar pikiran sekaligus berinteraksi dengan sesama guru di seluruh Indonesia. Dalam aplikasi tersebut tersedia bahan ajar, solusi dan simulasi pemecahan soal, latihan soal, video tutorial, e-book, tips dan trik menjawab soal matematika, sekaligus forum komunikasi guru di Tanah Air.

Sekolah Jangan Tinggalkan Keindonesiaan

BAHASA INDONESIA

Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu
Jumat, 12 November 2010 | 10:00 WIB

ILUSTRASI: Sekolah tidak serta-merta mengubah bahasa pengantar di sekolah dengan bahasa Inggris atau dua bahasa.

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah mesti mampu menumbuhkan sikap bangga pada ke-Iindonesia-an dalam diri semua siswa. Upaya sekolah ini bukan untuk membuat siswa bersikap antipati pada hal-hal asing, tetapi lebih pada pendidikan untuk membuat generasi muda bangsa tidak kehilangan identitas kekhasannya sebagai anak-anak bangsa Indonesia.
Yang mesti difokuskan sekolah adalah membuat anak didik berkarakter dan disiplin berbahasa yang baik sebagai bekal menguasai ilmu pengetahuan, termasuk bahasa asing.
-- E Baskoro Poedjinoegroho
Bangsa ini seharusnya punya optimisme akan mampu sejajar dengan negara-negara lain di dunia dengan sumber daya alam, budaya, dan sosial yang dimiliki. Dengan demikian, Indonesia tidak perlu merasa rendah diri untuk tetap mengedepankan ke-Indonesia-an di era globalisasi sekarang.
"Jadi, sekolah tidak usah sibuk membuat siswanya jago berbahasa asing, sebut saja bahasa Inggris. Yang mesti difokuskan sekolah adalah membuat anak-anak didik berkarakter dan memiliki disiplin berbahasa yang baik sebagai bekal untuk menguasai ilmu pengetahuan, termasuk juga bahasa asing," kata E Baskoro Poedjinoegroho, Pembina Kolese Kanisius di Jakarta, Kamis (11/11/2010) kemarin.
Baskoro menyatakan, sekolah dan masyarakat telah menanamkan paradigma yang keliru bagi generasi muda dengan menempatkan hal-hal yang berasal dari luar negeri, khususnya dunia barat, sebagai tanda kemajuan dan internasional. Sementara itu, nilai-nilai ke-Indonesia-an, yang salah satunya bangga berbahasa Indonesia, semakin luntur.
"Anak-anak sekarang merasa lebih keren kalau jago ngomong bahasa Inggris. Sementara kemampuan berbahasa indonesia justru dipelajari alakadarnya. Bahkan, banyak siswa yang merasa tidak senang dengan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Ini kan aneh. Tetapi lingkungan sekeliling mereka juga memang lebih menghargai yang berbau asing daripada yang khas Indonesia," jelas Baskoro.

Tugas Matematika Bulan Nopember 2010

Silahkan download soal Tugas 1 dan Tugas 2 untuk dikerjakan, dan jika sudah selesai dikumpulkan yaa