Jumat, 16 Desember 2011

Hikmah di Balik Penemuan Kapal Nabi Nuh


PENEMUAN kapal Nabi Nuh di puncak Gunung Ararat, Turki Timur oleh tim peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam Noah’s Ark Ministries International sungguh mencengangkan dan menghebohkan masyarakat dunia. Hal itu membuktikan kebenaran firman Allah SWT sebagaimana yang tertuang dalam kitab suci Alquran. Nabi Nuh diperintah untuk membuat perahu besar guna mengangkut umatnya yang beriman. (Alquran, Surat Al-Mukminun, ayat 27).

Perintah itu merupakan jawaban Allah atas doa Nabi Nuh yang merasa dilecehkan, dihinakan dan didustakan oleh kaumnya sendiri, bahkan dianggap sebagai laki-laki yang berpenyakit gila (Alquran, Surat Al-Mukminun, ayat 23 ñ 26) .

Sekitar 4.800 tahun sebelum Masehi, dikisahkan banjir bandang menerjang bumi. Sebelum bencana mahadahsyat itu terjadi, Nabi Nuh diberi wahyu untuk membuat kapal besar . Hal itu demi menyelamatkan umat manusia dan mahluk bumi lainnya. Cerita tentang bahtera Nabi Nuh ini sering kita jumpai dalam berbagai buku, sejumlah film dan lain-lain. Bahkan beberapa ahli sejarah dari berbagai negara juga sudah lama penasaran dengan kebenaran kisah ini.

Untuk membuktikan kebenaran cerita tersebut, kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam Noahís Ark Ministries International selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa kapal legendaris tersebut.

Pemotretan Awal

Penelitian mereka berpegang pada hasil pemotretan awal oleh Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 1949 tentang adanya benda aneh di atas Gunung Ararat, Turki, dengan ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter) .

Kemudian pada tahun 2006 seorang pilot pesawat tempur Turki dalam sebuah misi pemetaan NATO, mengaku melihat benda besar seperti perahu di Dogubayazit, kawasan Gunung Ararat, Turki. Citra satelit secara detil menunjukan benda mirip kapal yang diduga kapal Nabi Nuh itu adalah gunung yang dilapisi salju. Atas pemetaan tersebut menambah keyakinan tim peneliti untuk memburu lokasi berlabuhnya kapal Nabi Nuh.

Kerja keras mereka ternyata tidak sia-sia. Hal itu terbukti pada 26 April 2010 mereka mengumumkan hasil temuannya yakni kapal Nabi Nuh. Mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur (di dalam Alquran, Surat Hud, ayat 44 disebutkan perahu Nabi Nuh berlabuh di puncak Bukit Judi).

Para peneliti tersebut bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa specimen untuk membuktikan klaim mereka. Menurut mereka, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah. Jika klaim mereka benar, para peneliti itu telah menemukan perahu paling terkenal dalam sejarah.

Yakin 99 Persen

"Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nabi Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen," kata Yeung Wing, salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, seperti dimuat laman berita Turki, National Turk, 27 April 2010.

Para peneliti yang beranggotakan 15 orang dari Hong Kong dan Turki itu kepada pers memperlihatkan specimen fosil kapal yang diduga kapal Nabi Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu. Seperti yang dijelaskan para peneliti, tambang dan paku diduga digunakan untuk menyatukan kayu-kayu hingga menjadi kapal. Tambang juga digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang diselamatkan dari terjangan bah, begitu juga dengan potongan kayu yang dibuat bersekat untuk menjaga keamanan hewan-hewan.

Penjelasan mereka pada hakikatnya sudah tertuang dalam Alquran, Surat Al-Qamar ayat 13: ''Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. Juga dalam Surat Hud, ayat 40: ''Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: 'Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.''

Penemuan Perahu Nabi Nuh merupakan bukti ilmiah akan kebenaran kisah-kisah perjuangan para nabi dan rasul dalam menyampaikan dakwahnya kepada umat manusia. Kisah-kisah yang diungkapkan dalam Alquran bukan sekadar cerita yang tidak bermakna, tetapi merupakan hikmah dan pelajaran bagi umat manusia.

Kapal Nabi Nuh sebagai simbol dari sarana penyelamat umat manusia yang beriman dan penyiksaan bagi yang durhaka kepada Allah SWT. (Moch Dany Fadly/dari berbagai sumber-24)
dikutip dari SuaraMerdekaCetak12122011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar